Bukti Keberadaan Allah

Bukti Keberadaan Allah

 

Eksistensi Allah: Bukti-Bukti Keberadaan-Nya

Keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara alam semesta dengan kekuasaan dan kasih sayang-Nya adalah hal yang tak terbantahkan. Ini didasarkan pada berbagai dalil kuat dan bukti nyata, di antaranya:

1. Bukti Fitrah

Fitrah adalah sifat dasar manusia yang masih murni dan belum terpengaruh oleh faktor eksternal. Jika manusia dibiarkan dalam fitrahnya, mereka akan mengakui adanya Dzat Mahahebat yang memberi rezeki, menghidupkan, dan mematikan mereka. Manusia diciptakan dengan fitrah ini.

2. Bukti Inderawi

Indera kita dapat menangkap bukti-bukti keberadaan Allah dengan melihat, mendengar, merasakan, atau menyentuh. Berbagai objek dan peristiwa di sekitar kita menunjukkan keberadaan-Nya. Misalnya, ada yang lahir dan ada yang mati; ada laki-laki dan ada perempuan; ada yang sehat dan ada yang sakit; ada yang baik dan menyenangkan, serta yang buruk dan menyebalkan; ada yang besar dan kecil; ada yang kikir dan sombong, serta dermawan dan rendah hati; ada yang mampu dan tidak mampu. Mengapa manusia tidak bisa melahirkan anak dengan sifat-sifat sempurna yang diinginkan?

3. Bukti Rasional

Bukti rasional bisa dianalisis melalui teori sebab-akibat. Segala yang terjadi pasti ada penyebabnya; dan logika akan mengatakan bahwa pasti ada penyebab pertama dan utama yang memulai semua sebab tersebut, yang ada tanpa disebabkan oleh sesuatu yang lain. Itulah Allah: Al-Ahad, Al-Awal, As-Shamad, lam yalid walam yulad.

4. Bukti Nash

Banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan kitab-kitab suci sebelumnya yang membicarakan tentang Allah dengan berbagai sifat-Nya. Demikian pula hadits-hadits yang ada dalam sunnah Nabi-Nya.

5. Bukti Sejarah

Banyak peristiwa bersejarah dari masa lalu, sejak Nabi Adam as. hingga hari ini, menunjukkan keberadaan, keagungan, dan kekuasaan Allah. Peninggalan-peninggalan bersejarah menunjukkan kejayaan bangsa-bangsa masa lampau. Bukti sejarah ini memberikan pelajaran berharga kepada manusia masa kini bahwa segala kebesaran dan keangkuhan mereka tidak sebanding dengan kekuasaan Allah.

Dengan mempelajari dan memahami dalil-dalil serta bukti-bukti tersebut, hati nurani yang bersih akan mengakui keagungan Allah yang telah menciptakan dan mengatur segalanya. Pengakuan ini dalam Islam disebut tauhid rububiyah. Pengakuan akan rububiyatullah menuntut komitmen dari manusia untuk mentauhidkan-Nya dalam uluhiyah.

Islam mengajarkan bahwa Dzat yang kita agungkan adalah Dzat yang menciptakan, memberi rezeki, memelihara, dan memiliki kita. Oleh karena itu, Allah berhak mendapat perlakuan sebagai Tuhan yang dicintai, ditakuti, dirindukan, diikuti, ditaati, dan disembah. Islam tidak memisahkan antara Tuhan yang menciptakan, melindungi, dan memiliki dengan Tuhan yang dicintai, diikuti, ditaati, dan disembah.

 

Artikel Lain