Gambar Whatsapp 2025 02 11 Pukul 12.44.50 63532404

Ilmu Allah

ILMU ALLAH

Allah adalah Tuhan yang Maha Mengetahui, dengan ilmu-Nya yang mencakup seluruh alam semesta. Ilmu Allah tidak terbatas, baik yang telah diketahui oleh makhluk-Nya maupun yang masih tersimpan dalam rahasia-Nya. Dalam Al-Qur’an, kebesaran ilmu Allah digambarkan dengan perumpamaan yang indah:

“Seandainya seluruh pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta, kemudian ditambah lagi dengan tujuh lautan sebagai pelengkapnya, maka tidak akan habis-habisnya kalimat Allah dituliskan.” (Luqman: 27)

Berdasarkan cara diperolehnya, ilmu Allah dapat dikategorikan ke dalam dua jenis utama:

Ilmu yang Diturunkan Melalui Wahyu


Ilmu ini diberikan secara khusus kepada para nabi dan rasul melalui wahyu yang kemudian tertuang dalam kitab suci, seperti Al-Qur’an, Taurat, Zabur, dan Injil. Selain itu, hadis-hadis Nabi Muhammad SAW juga merupakan sumber ilmu yang berisi petunjuk langsung dari Allah bagi umat manusia. Ilmu ini disebut sebagai ayat-ayat qauliyah, yaitu ilmu yang terdapat dalam firman Allah dan sabda Rasul-Nya.

Ilmu yang Diberikan Melalui Ilham dan Pengamatan


Ilmu ini diperoleh melalui inspirasi atau penelitian terhadap alam semesta. Dalam Islam, fenomena alam disebut sebagai ayat-ayat kauniyah, yakni tanda-tanda kekuasaan Allah yang dapat dipelajari oleh manusia melalui pengamatan dan penelitian ilmiah. Penemuan ilmiah yang diperoleh manusia, baik melalui inspirasi pribadi maupun interaksi dengan orang lain, merupakan bentuk anugerah dari Allah.

Kedua jenis ilmu ini memiliki hubungan erat. Ayat-ayat qauliyah sering kali menjadi petunjuk awal bagi para ilmuwan untuk mengkaji fenomena alam, sementara ayat-ayat kauniyah membuktikan kebenaran wahyu. Sebagai contoh, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa bumi tidak diam, melainkan bergerak seperti awan. Fakta ini kemudian dibuktikan melalui penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari.

Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa jika ada lalat jatuh ke dalam minuman, hendaknya seluruh tubuhnya dicelupkan sebelum dibuang. Penelitian ilmiah modern kemudian menemukan bahwa salah satu sayap lalat membawa mikroba, sementara sayap lainnya memiliki zat anti-mikroba yang hanya bekerja efektif jika diberi tekanan tertentu.

Namun, meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, wahyu tetap menjadi pedoman utama dalam kehidupan manusia. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian bersifat eksperimental dan relatif, sehingga kebenarannya bisa berubah seiring waktu. Banyak teori ilmiah yang sebelumnya dianggap benar, akhirnya terbantahkan oleh penelitian baru.

Oleh karena itu, dalam memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat manusia harus tetap berpegang pada wahyu. Sains dan teknologi seharusnya digunakan untuk mendukung kehidupan dan memenuhi tanggung jawab manusia dalam menjaga keseimbangan alam. Jika kemajuan teknologi digunakan tanpa memperhatikan batasan syariat, maka bukan manfaat yang diperoleh, melainkan bencana dan kerusakan. Banyaknya bencana alam, perubahan iklim, dan krisis lingkungan merupakan akibat dari ulah manusia yang tidak bijak dalam mengelola alam.

Sebagai manusia yang diberi akal dan ilmu, sudah sepatutnya kita menjadikan wahyu sebagai pedoman utama dalam kehidupan, sementara ilmu pengetahuan dijadikan sarana untuk memahami dan mengelola alam semesta dengan cara yang benar dan sesuai dengan kehendak Allah.

Artikel Lain