Penghalang Mengenal Allah

Penghalang Ma’rifatullah

Mengenal Allah: Perjalanan dan Tantangan

Ketika seorang hamba bertekad untuk mengenal Allah, mendekat kepada-Nya, dan mengikuti kehendak-Nya, ia akan menghadapi berbagai godaan dan tipu daya. Dalam perjalanan awal, sudah menjadi sunatullah bahwa seorang hamba akan dihadang oleh berbagai kenikmatan, kelezatan, kepemimpinan, kedudukan, pakaian, perkawinan, keluarga, dan lainnya.

Penyakit yang Menghalangi

Penghalang-penghalang tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penyakit syahwah (berkaitan dengan hati; berupa nafsu dan kesenangan) dan penyakit syubhat (hal-hal yang menimbulkan keraguan, lebih banyak berkaitan dengan akal dan logika).

  1. Penyakit Syahwah
  1. Al-fisqu (Kefasikan) Kefasikan adalah lawan dari keadilan (al-‘adalatu). Orang yang adil adalah mereka yang tidak tercela, sedangkan orang fasik adalah yang ternoda kehormatan dan kredibilitasnya akibat kesalahan yang ia lakukan.
  2. Al-kibru (Kesombongan) Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang kecintaan pada pakaian dan sandal bagus, apakah itu termasuk sombong. Rasulullah saw. menjawab bahwa sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.
  3. Azh-zhulmu (Kezaliman) Kezaliman adalah sikap melampaui batas atau menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Al-Qur’an menyebut kemusyrikan sebagai kezaliman yang besar, karena orang musyrik menempatkan makhluk sejajar dengan Allah sebagaimana disebutkan dalam surah Luqman: 13.
  4. Al-kadzibu (Dusta) Rasulullah saw. mengatakan bahwa dusta akan mengantarkan seseorang pada dosa, dan dosa akan mengantarkannya ke neraka.
  5. Al-ma’ashi (Kemaksiatan) Kemaksiatan adalah lawan dari ketaatan. Kefasikan, kesombongan, kezaliman, dan dusta termasuk bentuk kemaksiatan.

Penyakit hati ini mengundang kemurkaan Allah. Namun, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dia akan mengampuni dosa selama matahari belum terbit dari barat.

Efektivitas terapi terhadap penyakit hati ditentukan oleh pelakunya sendiri. Ia harus bersungguh-sungguh memerangi nafsunya.

“Orang pandai adalah orang yang selalu mengkoreksi dirinya dan beramal untuk hari sesudah kematiannya.” (HR. Tirmidzi).

 

  1. Penyakit Syubhat
  1. Al-jahlu (Kebodohan) Islam menjunjung tinggi ilmu dan orang yang berilmu (ulama), bahkan wahyu pertama yang turun adalah perintah untuk mencari ilmu (membaca).
  2. Al-irtiyah (Keragu-raguan) Penyakit ini ditandai dengan identitas dan kepribadian yang tidak jelas. Rasulullah berpesan agar kita meninggalkan yang ragu-ragu dan beralih pada yang tidak meragukan.
  3. Al–inhiraf (Penyimpangan) Penyimpangan dapat berawal dari kesengajaan atau ketidaksengajaan. Akibat ketidaktahuan, orang dapat menyimpang dari jalan yang benar, dan ini bisa berlanjut menjadi sengaja menyimpang.
  4. Al-ghaflah (Lalai) Kenikmatan sering membuat seseorang lalai. Akibatnya, ia tidak tahu arah, dan akhirnya mengalami kebimbangan dalam hidupnya.

Penyakit intelektual bermula dari ketidaktahuan (kebodohan), yang kemudian menjalar ke seluruh sendi kehidupan. Penyembuhannya adalah dengan menghilangkan kebodohan melalui ilmu.

 

Artikel Lain