Kesertaan Allah
Kesertaan Allah: Antara Mukmin dan Kafir
Segala puji bagi Allah, Sang Pencipta seluruh alam semesta, yang senantiasa memberikan kasih sayang dan pertolongan kepada makhluk-Nya. Allah adalah Rabb yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih, yang selalu menyertai setiap ciptaan-Nya dengan pengawasan dan kasih-Nya, baik itu dalam hal penglihatan, pendengaran, maupun pemberian rizki dan nikmat yang tak terhitung. Kesertaan Allah kepada semua makhluk-Nya bersifat umum dan mutlak, namun perlakuan-Nya terhadap hamba-Nya yang taat tentu berbeda dengan mereka yang memilih untuk bermaksiat. Perbedaan ini muncul karena sikap yang berbeda antara hamba yang taat dan yang durhaka terhadap-Nya.
Dengan demikian, umat manusia dapat dikategorikan menjadi dua kelompok berdasarkan bagaimana mereka menyikapi Allah dan segala pemberian-Nya:
Mukmin: Hamba yang Taat dan Bersyukur
Seorang mukmin adalah individu yang beriman kepada Allah dan mengakui semua rukun iman lainnya. Keimanannya yang kokoh membuatnya selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia menyadari bahwa Allah telah memberikan begitu banyak nikmat yang tidak terhitung jumlahnya, yang selalu mendampinginya setiap saat. Nikmat yang ia terima dari Allah selalu dibalas dengan rasa syukur, meskipun syukurnya tidak dapat membayar bahkan sedikit dari segala kebaikan yang telah diberikan Allah kepadanya.
Allah, yang Maha Mengetahui, sangat memahami bahwa umat manusia tidak akan mampu membalas nikmat-Nya secara sempurna. Namun, Allah adalah Tuhan yang Maha Berterima kasih, yang senantiasa membalas setiap syukur dengan kebaikan yang lebih besar. Allah akan selalu menambah hidayah dan kemudahan hidup bagi mereka yang bersyukur dan taat kepada-Nya.
Seorang mukmin yang taat berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas imannya dan memperbanyak amal shaleh, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Inilah yang menjadi syarat untuk mendapatkan kesertaan Allah yang lebih spesifik. Kesertaan yang dimaksud adalah dukungan langsung dari Allah, yang memberikan kemenangan dan keberuntungan kepada mereka yang selalu berada di jalan-Nya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Ketahuilah bahwa tentara Kami, merekalah orang-orang yang menang.” (Ash-Shaffat: 173)
Dengan dukungan Allah, seorang mukmin akan merasakan kemenangan di dunia dan akhirat, meskipun ujian dan cobaan selalu ada dalam perjalanan hidupnya.
Kafir: Hamba yang Mengingkari Nikmat Allah
Berbeda dengan mukmin, orang kafir adalah mereka yang mengingkari segala nikmat yang diberikan Allah. Mereka tidak hanya mengabaikan pemberian Allah, tetapi sering kali menyombongkan diri dan bahkan merampas hak-hak yang seharusnya milik Allah. Ada sebagian orang yang bahkan mengaku sebagai Tuhan, mengabaikan hak-hak Allah, dan menganiaya sesama manusia. Kehidupan mereka diwarnai dengan kemaksiatan dan dosa, tanpa rasa penyesalan atau kesadaran akan hakikat kehidupan yang sebenarnya.
Akibat dari sikap mereka yang durhaka, Allah tidak memberikan dukungan kepada orang kafir. Sebagai akibatnya, mereka hanya akan merasakan kerugian dan kekalahan, meskipun terkadang mereka meraih kemenangan duniawi. Namun, kemenangan tersebut sebenarnya adalah istidraj (penundaan), yaitu penangguhan hukuman Allah hingga batas waktu tertentu, ketika telah banyak dosa dan maksiat yang mereka lakukan. Pada akhirnya, ketika saat yang tepat tiba, keputusan Allah tidak bisa terhindarkan.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“Jika Allah menolongmu, maka tidak ada yang bisa mengalahkanmu. Namun jika Allah membiarkanmu, maka siapakah yang bisa menolongmu selain Allah?” (Ali Imran: 160)
Orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan berpaling dari-Nya akan menghadapi kerugian yang nyata, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka yang mendustakan kebenaran akan merasakan akibat dari tindakan mereka, karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan orang-orang yang ingkar.
“Dan orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, merekalah orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 63)
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kesertaan Allah dalam hidup kita tergantung pada sikap kita terhadap-Nya. Bagi mereka yang beriman dan taat, Allah akan memberikan dukungan dan bimbingan-Nya, serta menambah nikmat-Nya yang tidak terhingga. Sebaliknya, bagi mereka yang mengingkari Allah dan menyalahgunakan nikmat-Nya, mereka akan merasakan kerugian dan kehancuran, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai hamba yang taat, kita perlu terus memperkuat iman kita, berusaha selalu bersyukur atas segala pemberian-Nya, dan berusaha untuk selalu berada di jalan yang diridhoi Allah. Dengan demikian, kita akan mendapatkan kesertaan dan keberuntungan yang lebih besar, serta perlindungan dan bimbingan-Nya dalam setiap langkah hidup kita.
Semoga kita semua senantiasa mendapatkan petunjuk-Nya dan menjadi hamba yang selalu bersyukur serta taat kepada Allah. Aamiin.