Celupan Dan Perubahan

Celupan dan Perubahan

Keikhlasan dalam Syahadat Tauhid dan Rasul: Mewarnai Kepribadian Seorang Mukmin

Syahadat tauhid yang mengharuskan keikhlasan beribadah hanya kepada Allah dan syahadat rasul yang menuntut kita menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan hidup, harus diyakini dan diucapkan dengan penuh cinta, keyakinan, dan keridhaan hati. Syahadat tauhid ini akan membentuk pribadi mukmin dengan karakteristik yang khas, yang kemudian membawa perubahan mendasar pada dirinya. Perubahan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ideologi dan keyakinan, pemikiran dan intelektual, hingga emosi, perasaan, dan perilaku. Totalitas perubahan inilah yang membentuk seorang muslim dengan integritas tinggi dan nilai keislaman yang kuat.

1. Shibghatullah (Celupan Allah)

Iman dalam pandangan ulama mencakup keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan tindakan. Dengan demikian, iman akan mewarnai seluruh aspek diri seorang mukmin, baik lahir maupun batin. Kalimat tauhid menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya, sehingga apa yang ia yakini tercermin dalam pemikiran, apa yang ada dalam pikirannya terucap lewat perkataan, dan apa yang ia ucapkan diikuti oleh tindakan. Amal perbuatan seorang mukmin menjadi manifestasi nyata dari keyakinannya terhadap kalimat tauhid tersebut.

“Itulah celupan Allah. Siapakah yang lebih baik celupannya dibanding Allah?” (Al-Baqarah: 138)

2. Al-Inqilab (Perubahan)

Celupan Allah yang menyeluruh ini membawa perubahan signifikan dalam diri seorang mukmin, membentuk kepribadian yang berbeda dengan orang lain, bahkan dengan dirinya sendiri sebelum memeluk Islam. Ia telah mengalami hijrah, bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dalam perubahan mental dan spiritual yang mendalam. Dari kehidupan jahiliyah yang penuh kegelapan menuju Islam yang memberikan cahaya terang. Perubahan ini adalah hal yang dikehendaki Allah, agar seorang mukmin dapat merasakan kedamaian dalam hidupnya.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam kedamaian (Islam) secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan.” (Al-Baqarah: 208)

Menurut para ahli tafsir, kata kaafah (keseluruhan) dalam ayat ini memiliki dua tafsiran yang saling melengkapi. Ada yang mengartikan bahwa ini berarti seluruh umat Islam harus menerima Islam secara totalitas. Ada juga yang menafsirkan bahwa Islam sebagai sistem mencakup aqidah, akhlaq, ibadah, dan muamalah secara keseluruhan.

Dengan demikian, perubahan yang terjadi mencakup berbagai dimensi kehidupan:

a. Perubahan dalam Aspek Ideologis dan Keyakinan

Penerimaan terhadap kebenaran Islam membuat seseorang menata ulang keyakinannya, menjadikannya lebih mantap dalam akidah.

b. Perubahan dalam Aspek Pemikiran dan Intelektual

Seiring dengan keyakinan yang semakin kokoh, pemikiran dan intelektualnya juga berkembang. Pemahaman terhadap Islam semakin mendalam dan menyeluruh.

c. Perubahan dalam Aspek Emosi dan Perasaan

Hati yang bersih dan penuh ketakwaan menghasilkan perasaan yang lebih tenang dan damai, menjauhi perasaan buruk seperti hasad, dengki, atau iri.

d. Perubahan dalam Aspek Perilaku

Perubahan yang paling nyata adalah pada tindakan dan perilaku sehari-hari yang mencerminkan prinsip-prinsip Islam yang diterima secara total.

Perubahan yang mendalam ini melahirkan generasi umat yang baru, dengan identitas dan kepribadian yang khas, yang jauh berbeda dari mereka yang tidak beriman. Karena yang mewarnai hidup mereka adalah kalimat Allah yang paling tinggi, maka mereka memiliki kepribadian dengan nilai-nilai yang luhur dan tinggi.

“Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11)



Artikel Lain