Karakteristik Risalah Muhammad Saw
Terdapat beberapa alasan mengapa Allah SWT menegaskan dalam kitab sucinya bahwa satu-satunya agama yang diterima di sisi-Nya adalah Islam. Islam dikirimkan untuk mengatasi sistem-sistem kepercayaan lain, menegaskan keunggulannya, dan tidak ada yang mampu menyaingi. Karakteristik risalah ini juga mencerminkan sifat kerasulan Nabi Muhammad SAW, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
-
Penutup Para Nabi
Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir, sehingga risalah yang beliau bawa pun bersifat final. Dengan demikian, mustahil ada risalah atau nabi lain setelah beliau. Setiap klaim mengenai nabi baru pada dasarnya menunjukkan bahwa orang tersebut adalah nabi palsu, begitu pula dengan ajarannya. -
Penyempurnaan atas Risalah Sebelumnya
Kehadiran risalah terakhir berarti bahwa ajaran-ajaran yang disampaikan oleh nabi-nabi terdahulu tidak lagi berlaku secara utuh. Meski beberapa bagian dari ajaran sebelumnya tetap diakui dan diperbarui, namun risalah Nabi Muhammad SAW memberikan penyempurnaan atas ajaran-ajaran tersebut. -
Pengukuhan Kebenaran Para Nabi Sebelumnya
Semua nabi diutus oleh Allah dengan tujuan yang sama, meskipun masing-masing memiliki perbedaan dalam isi syariat akibat kondisi dan kebutuhan zaman mereka. Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa ajaran yang beliau bawa tidak memutus hubungan dengan ajaran para nabi terdahulu, melainkan menegaskan kesatuan dan saling keterkaitan antara risalah yang ada. -
Menyempurnakan Ajaran yang Terdahulu
Sebagaimana diilustrasikan dalam perumpamaan yang disampaikan kepada para sahabat, Nabi Muhammad SAW diumpamakan sebagai bata terakhir yang melengkapi sebuah bangunan yang belum sempurna. Dengan demikian, risalah beliau adalah penyempurna bagi ajaran-ajaran sebelumnya. -
Diutus untuk Seluruh Umat Manusia
Berbeda dengan nabi-nabi terdahulu yang hanya diutus kepada kaumnya masing-masing, Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Hal ini menunjukkan betapa luasnya cakupan dan relevansi ajaran Islam. -
Rahmat bagi Seluruh Alam
Risalah terakhir yang dibawa Nabi Muhammad SAW merupakan anugerah rahmat dari Allah yang tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi juga oleh seluruh makhluk dan alam semesta. Dalam sabda beliau disebutkan, “Aku adalah rahmat yang dihadiahkan [untuk alam semesta].”
Pesan dan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW bukanlah hasil pemikiran atau pengamatan pribadi, melainkan wahyu yang langsung datang dari Allah SWT. Oleh karena itu, Islam tidak dapat disamakan dengan sekadar bentuk kepercayaan berbasis budaya seperti Muhammadisme, Ibrahimisme, atau Arabisme. Islam adalah petunjuk dan kebenaran yang hakiki (al-Haqq), suatu sistem kesempurnaan yang harus disebarkan kepada seluruh umat manusia agar mereka dapat merasakan rahmat dan memperoleh pencerahan.
Dalam konteks dakwah, peran Nabi Muhammad SAW sebagaimana dijelaskan dalam surah al-Ahzab ayat 45-46 mencakup beberapa aspek penting:
-
Sebagai Saksi
Nabi, risalahnya, dan umatnya ditetapkan sebagai rujukan kebenaran. Allah berfirman bahwa umat Islam adalah umat pertengahan yang akan menjadi saksi bagi seluruh umat manusia, sedangkan rasul adalah saksi atas mereka. -
Sebagai Pembawa Kabar Gembira
Bagi yang menerima seruan Allah melalui risalah ini, dijanjikan kehidupan yang baik baik di dunia maupun di akhirat. -
Sebagai Pemberi Peringatan
Mereka yang menolak ajaran risalah ini akan mengalami keterbatasan di dunia dan penderitaan abadi di akhirat. -
Sebagai Penyeru ke Jalan Allah
Ajaran yang disampaikan tidak mengajarkan fanatisme atau kebencian terhadap nilai-nilai kejahiliyan. Sebaliknya, ajaran tersebut menekankan komitmen dan loyalitas yang hanya kepada Allah. -
Sebagai Cahaya yang Menerangi Alam
Tugas utama Nabi Muhammad SAW adalah membimbing manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya kebenaran. Ajarannya mendorong manusia untuk hidup harmonis dengan alam, sehingga seluruh ciptaan dapat merasakan kedamaian dan kesejahteraan.